Sunday, 19 May 2013

POLA TRANSPORTASI MAKRO JAKARTA

KATA PENGANTAR




Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.

Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai Pola Transportasi Makro Jakarta atau PTM. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Pola TransportasiJakarta.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.


Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

LATAR BELAKANG

A. BAHASAN : PTM

1.     Bus Rapid Transit  (BRT) / Bus priority (Busway)

2.     Light Rail Transit (LRT) / Monorel

3.     Mass Rapid Transit  (MRT) / KRL

4.     Waterway / Angkutan Sungai

B. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LATAR BELAKANG




Berbicara kemacetan di Ibu kota Jakarta sudah pasti lekat dengan  istilah ini “Pola Transportasi Makro”. Pola Transportasi Makro adalah sebuah sistem yang diciptakan secara komprehensif untuk menciptakan penataan sistem transportasi yang terintegrasi di Jakarta. Tujuan akhirnya tentu membuat sebuah sistem lalu-lintas dan transportasi yang bisa memberikan kenyamanan kepada masyarakat dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi. Pemprov DKI Jakarta memang memiliki segudang proyek infrastruktur berskala besar. Proyek besar itu meliputi sarana transportasi, tata kelola air dan infrastruktur lainnya.


Pembangunan Infrastruktur yang di lakukan oleh Pemprov DKI Jakarta” merupakan suatu pekerjaan yang tidak mudah dan butuh waktu yang lama untuk dapat direalisasikan. Namun sejumlah  pembangunan infrastruktur kini telah dapat dinikmati oleh masyarakat DKI Jakarta seperti di bidang transportasi massal, penambahan ruas jalan dan pengendalian banjir rob. Pemprov DKI Jakarta senantiasa melakukan pengembangan infrastruktur demi mempercepat pertumbuhan ekonomi serta mempermudah  beragam aktifitas masyarakat Jakarta yang  tinggi. Jelas bahwa pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta  telah membawa kota Jakarta menjadi semakin maju dan modern”. Ada beberapa proyek yang memang masih membutuhkan waktu dalam  proses perencanaan dan implementasinya. Lalu apa saja proyek besar yang sudah berjalan di Jakarta kini dan bagaimana perkembangannya.


Sejak tahun 2007 hingga 2012  ini telah tercatat sebanyak 11 koridor bus Transjakarta berhasil dioperasikan disertai dengan peningkatan armada Transjakarta hingga 554 bus.  Hal tersebut cukup efektif untuk mengurangi kemacetan lalu lintas ibu kota Jakarta. “Program ini diharapkan mampu menekan jumlah pengendara pribadi untuk beralih menggunakan transportasi publik. Transjakarta merupakan alat transportasi massa modern yang kian diminati oleh masyarakat karena kemudahan dan kenyamanannya. Dengan peningkatan jumlah armada serta koridor  ini diharapkan peningkatan kualitas pelayanan dan ketepatan waktu operasional pun semakin maksimal. Terobosan lain yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dalam memberikan pelayanan maksimal dibidang transportasi massa yaitu peluncuran Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB). Pembangunan transportasi massa adalah cara yang tepat untuk meminimalisir kemacetan DKI Jakarta yang semakin kompleks”.

Pertumbuhan kendaraan di ibu kota semakin pesat seiring dengan meningkatnya income masyarakat. Hal tersebut menunjukan dampak pertumbuhan ekonomi yang positif.  Di sisi lain ternyata hal ini berdampak kepada bertambahnya volume kendaraan dijalan yang menyebabkan kemacetan kian sulit diatasi. “Pemprov DKI telah mengeluarkan program dan kebijakan untuk mengurangi masalah kemacetan lalulintas dengan pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) dan Mass Rapid Transit (MRT) yang sekarang masih dalam tahap proses pembangunan. JLNT dan pelebaran ruas jalan dibangun untuk mengimbangi jumlah kendaraan yang semakin massive. Dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk menekan jumlah penggunaan kendaraan pribadi dan regulasi yang tegas dari pemerintah untuk membatasi pembelian kendaraan bermotor dan mobil.

A. BAHASAN : PTM


1.      Bus Rapid Transit (BRT) / Bus priority (Busway)

Bus Rapid Transit atau disingkat BRT adalah sebuah sistem bus yang cepat, nyaman, aman dan tepat waktu dari infrastruktur, kendaraan dan jadwal. Menggunakan bus untuk melayani servis yang kualitasnya lebih baik dibandingkan servis bus yang lain. Setiap sistem BRT pasti menggunakan sistem improvantasi yang berbeda, walaupun improventasinya berbagi dengan sistem BRT yang lain. Hasil dart sistem tadi untuk mendekati rail transit jika masih menikmati keamanan dan tarif bus. Negara yang memakai BRT ada di Amerika Utara, di Eropa dan Australia dinamai busway dan nama tersebut juga dipakai di Indonesia, sedangkan negara lain memanggilnya quality bus atau servis bus mudah saat mencapai kualitas tinggi.


Bus rapid transit memakai sebagian nama dari rapid transit yang mendeskripsikan transportasi rel berkapasitas tinggi atau kita bisa memanggilnya right-of-way. Kereta rapid transit memakai terowongan bawah tanah, dan tipikal kereta berbadan panjang dalam jalur pendek dalam beberapa menit.

Ironisnya, kecepatan dari bus rapid transit tidak mengikutsertakan kecepatan dari bus-bus BRT. Kecepatan transit tipikal dari sistem BRT rata-rata dari 19-48 km/jam dimana mengkomparasikan dengan permukaan jalan.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,  http://id.wikipedia.org/wiki/Bus_Rapid_Transit. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2012, 13:44.

2.   Light Rail Transit (LRT) / Monorel

Light Rail Transit (LRT) adalah salah satu jenis urban passenger transportation yang beroperasi di permukaan jalan baik memiliki jalur khusus maupun memakai jalur umum. LRT merupakan bagian dari Mass Rapid Transit (MRT) dengan cakupan wilayah yang lebih kecil dan bentuk armada yang lebih kompak dan ringan. LRT sudah banyak diterapkan di negara-negara di dunia, di Asia Tenggara sendiri terdapat di Filipina dan Singapura. LRT di Singapura termasuk dari bagian Singapore Mass Rapid Transit (SMRT) dan mencakup di beberapa wilayah Singapura.

Sejarah LRT Indonesia


Di Indonesia istilah LRT tidak begitu populer, lain halnya dengan istilah trem. Selain itu LRT di Indonesia merupakan sistem yang independen dan tidak terintegrasi dengan MRT, karena tidak adanya MRT. LRT di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak sebelum tahun 1900-an semasa kolonial Belanda, tepatnya di Jakarta dan Surabaya. Pada masa itu dibangun LRT dengan tenaga uap dan pada tahun 1930-an diganti dengan tenaga listrik. Tetapi akhirnya LRT tersebut digusur karena rencana pengembangan lebih ke metro atau subway. Pada masa sekarang, di Indonesia akan terdapat LRT yaitu di kota Solo. Dengan jalur LRT yang masih ada, walikota Solo berencana mengembangkannya kembali untuk membangun sistem LRT. Dengan rencana investasi sebesar 10 miliar rupiah maka diharapkan pengembangan LRT ini bisa dikembangkan lagi menjadi MRT di Solo Raya.
Diambil dari kompasiana, http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2012/06/04/mengenal-light-rail-transit/, diakses pada tanggal 17 oktober 2012, 13:49.

3.   Mass Rapid Transit (MRT) / KRL
MRT adalah singkatan dari Mass Rapid Transit yang secara harafiah berarti angkutan yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar secara cepat. Beberapa bentuk dari MRT antara lain:

  • Berdasarkan jenis fisik : BRT (Bus Rapid Transit), Light Rail Transit (LRT) yaitu kereta api rel listrik, yang dioperasikan menggunakan kereta (gerbong) pendek seperti monorel dan Heavy Rail Transit yang memiliki kapasitas besar seperti kereta Jabodetabek yang ada saat ini.
  • Berdasarkan Area Pelayanan : Metro yaitu heavy rail transit dalam kota dan Commuter Rail yang merupakan jenis MRT untuk mengangkut penumpang dari daerah pinggir kota ke dalam kota dan mengantarkannya kembali ke daerah penyangga (sub-urban). Jenis yang akan dibangun oleh PT MRT Jakarta adalah MRT berbasis rel jenis Heavy Rail Transit.
Manfaat langsung dioperasikannya sistem MRT ini adalah mampu mengurangi kepadatan kendaraan di jalan karena dengan adanya MRT diharapkan dapat mengalihkan masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi massal.

Selain  itu, MRT juga memberikan kontribusi dalam meningkatan kapasitas transportasi publik. Kapasitas angkut MRT (Lebak Bulus ke Bundaran HI) diharapkan mencapai sekitar 412 ribu penumpang per hari (tahun ketiga operasi dengan TOD dan TDM).
Pembangunan MRT Jakarta juga diharapkan mampu memberi dampak positif lainnya bagi Jakarta dan warganya antara lain:

  • Penciptaan lapangan kerja: selama periode konstruksi, proyek MRT Jakarta diharapkan dapat menciptakan sekitar 48.000 pekerjaan baru.
  •  Penurunan waktu tempuh & meningkatkan mobilitas: Waktu tempuh antara Lebak Bulus sampai Bundaran HI diharapkan turun dari 1-2 jam pada jam-jam sibuk menjadi 30 menit, sedangkan dari Lebak Bulus sampai Kampung Bandan target waktu tempuh sekitar 52.5 menit. Penurunan waktu tempuh ini akan meningkatkan mobilitas warga Jakarta.  Meningkatnya mobilitas warga kota ini memberikan dampak kepada peningkatan dan pertumbuhan ekonomi kota, dan meningkatkan kualitas hidup warga kota.
  • Dampak lingkungan : 0.7% dari total emisi CO2, yaitu sekitar 93.663 ton per tahun akan dikurangi oleh MRT (Data Revised Implementation Program for Jakarta MRT System  2005). 
  • Transit - Urban Integration yang menjadikan sistem MRT sebagai pendorong untuk merestorasi tata ruang kota. Integrasi transit-urban diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada area sekitar stasiun, sehingga dapat berdampak langsung kepada peningkatan jumlah penumpang MRT Jakarta. 
Diambil dari PT. MASS RAPID TRANSIT JAKARTA,  http://www.jakartamrt.com/index.php?option=com_content&view=article&id=64&Itemid=103&lang=id , diakses tanggal 17 oktober 2012, 14:00.
 
4.   Waterway / Angkutan Sungai
Angkutan Sungai, atau lebih populer dengan sebutan Waterways, adalah sebuah sistem transportasi alterntif melalui sungai di Jakarta, Indonesia. Sistem transportasi ini diresmikan penggunaannya oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso pada tanggal 6 Juni 2007. Sistem ini merupakan bagian dari penataan sistem transportasi di Jakarta yang disebut Pola Transportasi Makro (PTM). Dalam PTM disebutkan bahwa arah penataan sistem transportasi merupakan integrasi beberapa model transportasi yang meliputi Bus Rapid Transit (BRT), Light Rapid Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT), dan Angkutan Sungai (Waterways).

Waterways mulai dioperasikan dan diintegrasikan dalam transportasi makro Jakarta setelah peresmian rute Halimun-Karet sepanjang 1,7 kilometer oleh Gubernur Sutiyoso pada 6 Juni 2007. Rute ini merupakan bagian dari perencanaan rute Manggarai-Karet sepanjang 3,6 kilometer. Waterways merupakan kelanjutan dari pengoperasian sistem transportasi TransJakarta. Untuk mengawali Waterways, Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta mengoperasikan dua unit kapal yang masing-masing berkapasitas 28 orang yang disebut KM Kerapu III dan KM Kerapu IV yang berkecepatan maksimal 8 knot.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, http://id.wikipedia.org/wiki/Angkutan_Sungai_Jakarta, Diakses tanggal 17 0ktober 2012, 14:03.


B. KESIMPULAN

Kesimpulan yang saya dapat setelah menulis makalah ini adalah bahwa pola transportasi jakarta masih perlu banyak pembenahan, terutama pada angkutan masal. Selain itu diperlukan pengawasan atau bantuan baik dari pihak swasta maupun dari pihak pemerintah untuk membangun pola transportasi jakarta yang baik.  Serta kesadaran dan turut serta masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Angkutan_Sungai_Jakarta