KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas ini dengan
tepat waktu.
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai Pola Transportasi Makro Jakarta atau PTM. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Pola TransportasiJakarta.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai Pola Transportasi Makro Jakarta atau PTM. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Pola TransportasiJakarta.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
LATAR BELAKANG
A. BAHASAN : PTM
1. Bus Rapid Transit (BRT) / Bus priority (Busway)
2. Light Rail Transit (LRT) / Monorel
3. Mass Rapid Transit (MRT) / KRL
4. Waterway / Angkutan Sungai
B. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LATAR BELAKANG
Berbicara kemacetan di Ibu kota Jakarta sudah pasti
lekat dengan istilah ini “Pola Transportasi Makro”. Pola Transportasi
Makro adalah sebuah sistem yang diciptakan secara komprehensif untuk
menciptakan penataan sistem transportasi yang terintegrasi di Jakarta. Tujuan
akhirnya tentu membuat sebuah sistem lalu-lintas dan transportasi yang bisa
memberikan kenyamanan kepada masyarakat dengan tingkat efektivitas dan efisiensi
yang tinggi. Pemprov DKI Jakarta memang memiliki segudang proyek infrastruktur
berskala besar. Proyek besar itu meliputi sarana transportasi, tata kelola air
dan infrastruktur lainnya.
Pembangunan Infrastruktur yang di lakukan oleh Pemprov
DKI Jakarta” merupakan suatu pekerjaan yang tidak mudah dan butuh waktu yang
lama untuk dapat direalisasikan. Namun sejumlah pembangunan infrastruktur
kini telah dapat dinikmati oleh masyarakat DKI Jakarta seperti di bidang
transportasi massal, penambahan ruas jalan dan pengendalian banjir rob. Pemprov
DKI Jakarta senantiasa melakukan pengembangan infrastruktur demi mempercepat
pertumbuhan ekonomi serta mempermudah beragam aktifitas masyarakat
Jakarta yang tinggi. Jelas bahwa pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan
oleh Pemprov DKI Jakarta telah membawa kota Jakarta menjadi semakin maju
dan modern”. Ada beberapa proyek yang memang masih membutuhkan waktu
dalam proses perencanaan dan implementasinya. Lalu apa saja proyek besar
yang sudah berjalan di Jakarta kini dan bagaimana perkembangannya.
Sejak tahun 2007 hingga 2012 ini telah tercatat
sebanyak 11 koridor bus Transjakarta berhasil dioperasikan disertai dengan
peningkatan armada Transjakarta hingga 554 bus. Hal tersebut cukup
efektif untuk mengurangi kemacetan lalu lintas ibu kota Jakarta. “Program ini
diharapkan mampu menekan jumlah pengendara pribadi untuk beralih menggunakan
transportasi publik. Transjakarta merupakan alat transportasi massa modern yang
kian diminati oleh masyarakat karena kemudahan dan kenyamanannya. Dengan
peningkatan jumlah armada serta koridor ini diharapkan peningkatan
kualitas pelayanan dan ketepatan waktu operasional pun semakin maksimal.
Terobosan lain yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dalam memberikan pelayanan
maksimal dibidang transportasi massa yaitu peluncuran Angkutan Perbatasan
Terintegrasi Busway (APTB). Pembangunan transportasi massa adalah cara yang
tepat untuk meminimalisir kemacetan DKI Jakarta yang semakin kompleks”.
Pertumbuhan kendaraan di ibu kota semakin pesat
seiring dengan meningkatnya income masyarakat. Hal tersebut menunjukan
dampak pertumbuhan ekonomi yang positif. Di sisi lain ternyata hal ini
berdampak kepada bertambahnya volume kendaraan dijalan yang menyebabkan
kemacetan kian sulit diatasi. “Pemprov DKI telah mengeluarkan program dan
kebijakan untuk mengurangi masalah kemacetan lalulintas dengan pembangunan
Jalan Layang Non Tol (JLNT) dan Mass Rapid Transit (MRT) yang sekarang
masih dalam tahap proses pembangunan. JLNT dan pelebaran ruas jalan dibangun
untuk mengimbangi jumlah kendaraan yang semakin massive. Dibutuhkan kesadaran
masyarakat untuk menekan jumlah penggunaan kendaraan pribadi dan regulasi yang
tegas dari pemerintah untuk membatasi pembelian kendaraan bermotor dan mobil.
A. BAHASAN : PTM
1.
Bus Rapid Transit (BRT) / Bus priority (Busway)

Bus rapid transit memakai sebagian nama dari rapid
transit yang mendeskripsikan transportasi rel berkapasitas tinggi atau kita
bisa memanggilnya right-of-way. Kereta rapid transit memakai terowongan
bawah tanah, dan tipikal kereta berbadan panjang dalam jalur pendek dalam
beberapa menit.
Ironisnya, kecepatan dari bus rapid transit
tidak mengikutsertakan kecepatan dari bus-bus BRT. Kecepatan transit tipikal dari
sistem BRT rata-rata dari 19-48 km/jam dimana mengkomparasikan dengan permukaan
jalan.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, http://id.wikipedia.org/wiki/Bus_Rapid_Transit.
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2012, 13:44.
2. Light Rail
Transit (LRT) / Monorel

Sejarah LRT Indonesia
Di Indonesia istilah LRT tidak begitu populer, lain
halnya dengan istilah trem. Selain itu LRT di Indonesia merupakan sistem yang
independen dan tidak terintegrasi dengan MRT, karena tidak adanya MRT. LRT di
Indonesia sebenarnya sudah ada sejak sebelum tahun 1900-an semasa kolonial
Belanda, tepatnya di Jakarta dan Surabaya. Pada masa itu dibangun LRT dengan
tenaga uap dan pada tahun 1930-an diganti dengan tenaga listrik. Tetapi
akhirnya LRT tersebut digusur karena rencana pengembangan lebih ke metro atau
subway. Pada masa sekarang, di Indonesia akan terdapat LRT yaitu di kota Solo.
Dengan jalur LRT yang masih ada, walikota Solo berencana mengembangkannya
kembali untuk membangun sistem LRT. Dengan rencana investasi sebesar 10 miliar
rupiah maka diharapkan pengembangan LRT ini bisa dikembangkan lagi menjadi MRT
di Solo Raya.
Diambil dari kompasiana, http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2012/06/04/mengenal-light-rail-transit/,
diakses pada tanggal 17 oktober 2012, 13:49.
3. Mass Rapid Transit (MRT) / KRL
MRT adalah
singkatan dari Mass Rapid Transit yang secara harafiah berarti angkutan yang
dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar secara cepat. Beberapa bentuk
dari MRT antara lain:
- Berdasarkan jenis fisik : BRT (Bus Rapid Transit), Light Rail Transit (LRT) yaitu kereta api rel listrik, yang dioperasikan menggunakan kereta (gerbong) pendek seperti monorel dan Heavy Rail Transit yang memiliki kapasitas besar seperti kereta Jabodetabek yang ada saat ini.
- Berdasarkan Area Pelayanan : Metro yaitu heavy rail transit dalam kota dan Commuter Rail yang merupakan jenis MRT untuk mengangkut penumpang dari daerah pinggir kota ke dalam kota dan mengantarkannya kembali ke daerah penyangga (sub-urban). Jenis yang akan dibangun oleh PT MRT Jakarta adalah MRT berbasis rel jenis Heavy Rail Transit.
Manfaat
langsung dioperasikannya sistem MRT ini adalah mampu mengurangi kepadatan
kendaraan di jalan karena dengan adanya MRT diharapkan dapat mengalihkan
masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi massal.
Selain itu, MRT juga memberikan kontribusi dalam
meningkatan kapasitas transportasi publik. Kapasitas angkut MRT (Lebak Bulus ke
Bundaran HI) diharapkan mencapai sekitar 412 ribu penumpang per hari (tahun
ketiga operasi dengan TOD dan TDM).
Pembangunan MRT Jakarta juga diharapkan mampu memberi
dampak positif lainnya bagi Jakarta dan warganya antara lain:
- Penciptaan lapangan kerja: selama periode konstruksi, proyek MRT Jakarta diharapkan dapat menciptakan sekitar 48.000 pekerjaan baru.
- Penurunan waktu tempuh & meningkatkan mobilitas: Waktu tempuh antara Lebak Bulus sampai Bundaran HI diharapkan turun dari 1-2 jam pada jam-jam sibuk menjadi 30 menit, sedangkan dari Lebak Bulus sampai Kampung Bandan target waktu tempuh sekitar 52.5 menit. Penurunan waktu tempuh ini akan meningkatkan mobilitas warga Jakarta. Meningkatnya mobilitas warga kota ini memberikan dampak kepada peningkatan dan pertumbuhan ekonomi kota, dan meningkatkan kualitas hidup warga kota.
- Dampak lingkungan : 0.7% dari total emisi CO2, yaitu sekitar 93.663 ton per tahun akan dikurangi oleh MRT (Data Revised Implementation Program for Jakarta MRT System 2005).
- Transit - Urban Integration yang menjadikan sistem MRT sebagai pendorong untuk merestorasi tata ruang kota. Integrasi transit-urban diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada area sekitar stasiun, sehingga dapat berdampak langsung kepada peningkatan jumlah penumpang MRT Jakarta.
Diambil dari PT. MASS RAPID TRANSIT JAKARTA, http://www.jakartamrt.com/index.php?option=com_content&view=article&id=64&Itemid=103&lang=id
, diakses tanggal 17 oktober 2012, 14:00.
4. Waterway / Angkutan Sungai

Waterways mulai dioperasikan dan
diintegrasikan dalam transportasi makro Jakarta setelah peresmian rute Halimun-Karet
sepanjang 1,7 kilometer
oleh Gubernur Sutiyoso pada 6 Juni 2007. Rute ini merupakan bagian dari
perencanaan rute Manggarai-Karet sepanjang 3,6 kilometer. Waterways
merupakan kelanjutan dari pengoperasian sistem transportasi TransJakarta.
Untuk mengawali Waterways, Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta
mengoperasikan dua unit kapal yang masing-masing berkapasitas 28 orang yang
disebut KM Kerapu III dan KM Kerapu IV yang berkecepatan maksimal 8 knot.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, http://id.wikipedia.org/wiki/Angkutan_Sungai_Jakarta,
Diakses tanggal 17 0ktober 2012, 14:03.